![]() |
| from weheartit.com |
"Aku haus" kataku membangunkan seseorang yang tertidur pulas di ujung tempat tidur ini
"Kamu sudah sadar?" kata tasya dengan kelimpungan mencari gelas untuk diisikan air
Apakah semua berjalan dengan lancar? pertanyaan demi pertanyaan hinggap jelas di otakku.
"Nih minum dulu" kata dia sambil sedikit membangunkan badanku
"Terimakasih sya" kataku sambil meminum air dengan sedotan yang ada di dalam gelas
"Gimana keadaan kamu?" tanya tasya
"Operasinya lancar?"
"Operasinya lancar kok,sekarang keadaan kamu gimana?"
"Aku baik-baik aja kok,cuma sedikit linu berapa lama aku ga sadar?"
Aku lihat disekeliling keadaan kamar ini,asing.. memang asing yang aku rasa.
"3 jam kamu ga sadar,kenapa kamu lakuin ini semua?" tanya tasya tiba-tiba
"Mungkin udah kewajiban aku untuk berbuat seperti ini" jawabku membuang muka dari tatapan tasya
"Harus ginjal kamu yang jadi korban?"
"Iyaa.." jawabku singkat
Tasya menarik nafas panjang dan membuangnya menandakan semua yang aku lakukan itu salah.
"Aku ga bisa ada di sampingnya, tapi aku bisa kasih sedikit organ tubuhku untuknya" kataku meyakinkan tasya sambil menggengam tangannya
"Aku yang takut kamu kenapa-napa din" tasya dengan sedikit air mata yang keluar
"Aku pasti baik-baik aja ko,dengan adanya kamu disamping aku selalu semua pasti akan baik-baik aja" aku melempar senyum kepada tasya
"Yeaa,i'm promise to always beside you everywhere anywhere and all situation" balas senyum tasya dan menggengam erat tanganku
"Thank you,tapi semua berjalan lancar kan?"
"Alhamdulillah lancar din,hanya aku belum tau kabar fatih sekarang, ginjal yang kamu donorkan ke dia bener-bener pas,tadi aku tanyakan ke dokter"
"Syukurlah"
"Permisi mba nadine" ucap suster yang datang dari arah luar
"Iya sus,ada apa?" tanyaku
"Ibu dari pasien yang anda transpalasikan ginjalnya mau bertemu dengan anda"
Sontak aku terkejut dengan perkataan suster itu, tidaakkk.. aku tidak mau keluarga fatih tau kalau aku yang mendonorkan ginjal untuknya. Aku berfikir dengan seribu akal fikiranku bagaimana cara menolak semua permintaan ibu Ratna.
"Tolong bilang kalau saya sudah pulang ya sus" kataku memohon
"Tapi mba.." kata suster belum selesai
"Sudaahh.. tolong kasih tau keluarganya,kalo saya sudah tidak ada dirumah sakit ini,tolong sekali ya suus" pintaku
"Baik kalau begitu" kata suster itu sambil meninggalkan kamar ini
"Kamu masih sakit hati sama mamahnya fatih?" tanya tasya
"Begitulah syaa... setelah aku dengan fatih putus karna tidak ada restu dari tante ratna, rasa sakit itu masih ada syaa.. dan ada perkataan yang sampai sekarang sangat berbekas dihatiku, mungkin ini salah satu cara agar aku bisa selalu ada di dalam diri fatih,yaaa.. dengan cara mendonorkan ginjalku untuknya"
"Sabar ya sya.. aku ngerti kamu kok"
Senyum yang selalu aku balas kepada tasya. semoga ginjal aku bermanfaat untuk hidup kamu tih, sekarang dan seterusnya aku tidak bisa ada di sisi kamu lagi,tapi aku yakin, aku ada di bagian organ diri kamu.
Suster tadi masuk kedalam kamar ini lagi dengan membawa sebuah kotak berbentuk hati,dan memberikan kotak itu kepadaku.
"Ini dari pasien yang mba transfusikan ginjalnya"
Kubuka kotak itu dengan perlahan, terdapat sebuah kotak musik yang cantik berwarna emas dengan secarik surat yang ada didalam kotak itu.
Kubaca perlahan isi dari surat itu...
"Terima kasih ya atas semua kebaikan kamu menyelamatkan hidupku
suatu saat kita pasti akan bertemu,dan aku janji,aku akan beri semua apa yang kamu mau."
salam kenal -Fatih-
Air mata ini turun dengan sendirinya, kuputar sekrup yang ada dibawah kotak musik itu. lantunan musik itu mengingatkanku disaat kita bersama, 7tahun yang lalu.
*annisadash*

No comments:
Post a Comment