BAHAGIA

From We Heart It

"Bahagia itu kita yang mencipatakan kok" sontak aku terkaget dengan seseorang yang menyambangi perkataanku tentang kebahagiaan
aku menoleh secara reflek ke letak dimana suara itu berasal, "Bukan hanya sebuah kesyukuran itu sudah cukup?" bantahku
"Heii..kamu itu bodoh atau bagaimana? kalau kamu tidak menjalani apa yang menurutmu bahagia,bagaimana bahagia itu akan muncul?" katanya ngotot
Aku tertunduk dengan apa yang dia ucapkan "Tapi.. dengan bersyukur aku akan merasa puas kok" jawabku
"Apa kamu yakin?" tanyanya kembali
"Ya... aku merasa yakin" jawabku meyakinkan
"Sampai kapan kamu harus selalu berbohong?" tanyanya tiba-tiba
terkejutnya aku saat pertanyaan itu dilontarkan "Bohong apa maksudmu?" tanyaku sinis
dia mendekatkan diri kepadaku "Sudahlah,hentikan semua manipulasi yang kamu buat,apakah kamu akan terus menipu diri kamu? bahkan yang kau tipu bukan hanya dirimu,orang sekitarmu pun dengan pintarnya kau tipu"
"Bagaimana kau tau?" tanyaku
"Matamu"
ku kucek mataku secara cepat "Ada apa? tidak ada apa-apa" kataku heran
"Kamu yang tidak pernah sadar,tapi orang yang di sekitarmu, apa kamu tau?"
aku jawab hanya dengan gelengan kepala,mengapa dia yang sadar akan kebahagiaan ini
"Sampai kapan tawamu dan senyummu yang akan kamu selalu korbankan untuk sebuah manipulasi kurang bahagianya kamu?" tanyanya lagi
oke..kali ini aku rasa cukup,aku kalah dengan pertanyaan-pertanyaan yang dia lontarkan,cukuuppp cukuuuppp ... teriakku
"Sampai kapan kamu tidak mencari dimana letak kebahagiaanmu? Sampai kapan kamu mengorbankan kebahagiaanmu untuk orang lain? Sampai kapan selalu orang lain yan merenggut kebahagiaanmu? sampai kapan kamu merasa terpuruk atas kebahagiaanmu?" tanyanya berkepanjangan
"Sudah tolong hentikan semua ini!!!!!" jawabku marah

"Memang semua ini tidak ada yang abadi,namun kamu harus tetap berharap! kebahagiaanmu tetap ada walaupun hanya SATU"

Dan dia pun hilang berupa asap yang menjulang keaatas

*sepenggal perdebatan didalam diri*