time

Tuesday, June 3, 2014

proposal marriage? what? :O

Whaaaaaaattt? Proposal Marriage? eh bukan berarti gue posting tulisan ini gue udah di"lamar" yaaaaa...
Yaa yaa akhir akhir ini sering banget ditanya, "Kapan nikah?" ato "Kapan dilamar Nis?" yaa begitulah, paling jawabannya sih "InsyaAllah ASAP mbak/mas doain aja yah :)" <-- haha="" jangan="" lupa="" p="" pake="" senyum.="">Minggu lalu gue sempet cuti untuk ngajak Ibu jalan-jalan ke Jogja selama 4 hari, untuk foto-foto sama pengalaman disana, bisa diintip disini nih #bukanpromosi :)), Pas masuk lagi ke kantor, komen pertama dari rekan-rekan kantor adalah "Pertemuan 2 keluarga ya Nis?" (re: lamaran) | "Yakaliiiiiiiiiiiiiii" :))

Akhir-akhir ini gue seneng banget liat-liat video di youtube dengan judul "proposal marriage" ato "marriage proposal" bodor sih kalo gue suka liatin video-video begituan, pasti disangkanya pingin BURU BURU dilamar, padahal mah enggaakk :))
Suka terkesima malahan kalo ngeliat pasangannya yang bener-bener niat buat suatu kejutan untuk lawan pasangannya. Konsep-konsep yang mereka rancang atau mereka buat itu terkadang yang bikin iri :(. hahaha
eehh, gak dipungkirin joowww, kalo dapet "kejutan" tentang mengenai keseriusan suatu hubungan pasti excited-nya pake banget gak bisa diboongin :))
Yaaaa... kemarin liat We Sing For You yang laki-lakinya ngelamar ceweknya pake band Alexa, nah mungkin bisa liat disini. Trus Nisa mau dilamar juga di We Sing For You? Pake Coboy Junior, gitu? Aaahh da gak mau jadi Artes We Sing For You lagi Nisa mah :(
Nemu juga rata-rata proposal marriage-nya kebanyakan pake flash mob gitu, jogedan trus bilang "Will You Marry Me" uhuk!
Ada lagii ini, dilamar di tempat ice skating, linknya? sek sek, dicari dulu *beberapa saat kemudian* ini nemuuuu nih ini. Berakhir dengan kata "yes I do" juga sih :))
Ada juga yang dilamar di bioskop, serius ini unik banget, bisa liat disini tapi sedih, Indonesia ngikutin :(

Teruuuuuuuuss, Nisa ada angan-angan dilamarnya kayak gimana gak? sejujurnya ada :(
Apa? Mungkin unik kali yaa kalo dilamar pake Stand Up Comedy, ya ya ya gue suka banget sama yang namanya Stand Up Comedy ya unik aja gitu, dibantu sama comica-nya bikin materi buat "si pelamar"' untuk ngungkapin tujuan "lamarannya", nemu ide ini tuh pas lagi dijalan macet-macetan trus sekelibat kepikiran ide ini. Udah kepikiran Nis, siapa comica-nya? | udah | Siapa? | ini dia hahahaha =))

Yaaa.. sekian lah curahan nakal yang ada dipikiran gue, tulisan ini mah buat bodoran (kalo ada yang seriusin sama keinginan gue juga gapapa) aja :))

Dadah~
Salam

Annisadash

Friday, April 4, 2014

Dia Sahabatku dan Ternyata


Blog post ini dibuat dalam rangka mengikuti Proyek Menulis Letters of Happiness: Share your happiness with The Bay Bali & Get discovered! 
Have Fun ^^,


Dia Sahabatku dan Ternyata...
karya : AnnisaDwiAshari

"Tunggu dulu." Katanya, seraya menahanku untuk turun dari mobilnya. "Besok aku jemput jam 7 malem, kamu harus udah siap yah." 

"Heh?! untuk apa? Bukannya kamu besok mau melamar pacarmu?" Tanyaku heran dan menahan diri untuk keluar dari mobilnya.

"Hmmmm.. aku maunya ada kamu." Katanya gugup.

"Kok aneh? harusnya aku kan gak ikut. Bahkan, aku aja gak dikasih tau persiapan yang kamu siapin itu seperti apa" Kataku heran dan sedikit sewot.

"Udaaahh... besok kamu siap-siap aja jam 7 yah, kalo bisa sih dandan yang cantik, jangan pake sneakers ya kalo bisa, hehe." Katanya sambil melirik sepatuku. “Untuk persiapannya kamu gak perlu tau, besok aja kamu liat sendiri ya.” Katanya sambil tersenyum.

"Aduuuhhhh... kok repot sih? yang mau dilamar siapa, yang kudu dandan siapa." Kataku sewot "ya udah iya, besok aku udah siap jam 7 pake hells 50cm, biar kamu puas." Kataku jengkel dan sedikit membuang muka.

"Egrang kali aah, sekalian gaun juga boleh." Katanya sambil tertawa kecil.

"Bodo amat, udah yah, udah malem. Aku ngantuk." Kataku yang sekarang akan turun dari mobilnya.

"Bye Syaa, besok jangan lupa yah. Jam tu-juh."

"Iyaaaa." Jawabku sambil menongolkan kepala sedikit di kaca.

    Aku mengenalnya sudah dari aku duduk di kelas 1SMP, dibilang persahabatan kita itu cocok, memang benar adanya. Aku menyukainya? mungkin... karena hanya dia dan cuma dia lelaki yang sampai saat ini bisa dekat denganku dan aku merasa nyaman didekatnya. Tapi... tidak dengannya, besok aku menemani dia untuk melamar kekasihnya yang sudah 2 tahun mereka jalani. Andai aku bisa memilih untuk tidak ikut dengannya besok, mungkin aku bisa lebih tenang untuk meratapi takdir seperti ini, melihat Fahri melamar kekasihnya dan menyaksikan lelaki yang aku idamkan dimiliki oleh orang lain. Entah apa tujuan Fahri yang sampai saat ini, kekasih yang akan dilamarnya besok akupun tidak mengenalinya,
--
"Duuuuhhh... anak ibu cantik banget, tumben Sya kamu dandan kayak cewek gini." Kata ibu meledekku yang sedari tadi repot berdandan dan duduk di depan kaca rias yang ada dikamarku.
"Ibuuuu.. ngeledek kan.." Kataku cemberut.
"Cantik kok, kamu mau kemana Sya?" Tanya ibu heran sambil berdiri di belakang punggungku dan memegang pundakku.
"Nemenin Fahri ngelamar pacarnya bu." Kataku sedikit menghela nafas.
"Ooohhh, ya udah gak apa-apa, mungkin dia takut gugup. Jadi kamu bisa jadi penenang."
"Iyaa bu." Kataku sambil mengulas sedikit blush on dipipi.

"Aku sudah ditemani mbok Iyem nih, hihi." Pesan Bbm yang dia kirimkan.

"Fahri udah dibawah bu." Kataku kepada ibu dan bergegas berdiri dari depan kaca rias dan turun kebawah untuk menemui Fahri.

Satu persatu anak tangga kuturuni, aku melihat raut wajah Fahri disaat dia melihatku seperti sekarang dengan matanya yang reflex membesar, mulut sedikit terbuka dan seakan tidak percaya dengan aku yang seperti ini, ingin rasanya aku tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah sahabatku ini.

"Kenapa mukamu begitu? haha." Kataku meledek, sedikit tertawa dan duduk disofa sebelahnya.

"Ini beneran kamu Sya? Tasya Milarasati?" Tanyanya.

"Bukan Mas, saya adik dari Mbok Iyem." Kataku dengan nada kemayu sambil tertawa centil.

"Angunnyaaa." Katanya masih dengan posisi yang sama.

"Yuk, kita jalan sekarang." Ajakku sambil berdiri.

"Gak pernah kepikiran aja sih ngeliat kamu dandan kayak gini, cantik." Katanya sambil menyusulku berdiri.

Deg! Fahri bilang aku cantik? ini baru pertama kali aku mendengernya. Selama aku berteman dengannya, belum pernah aku mendengar sekali pun Fahri berucap seperti ini kepada wanita-wanita di luar sana. Tadinya aku mengira dia tidak tertarik akan wanita. Aahh.. itu hanya pikiran bandelku saja. 

--

"Asliiii.... tempatnya romantis banget Rii..." Aku membuka lebar mulutku setelah turun dari mobilnya dan masuk ke tempat yang belum pernah aku temui sebelumnya,  “The Bay Bali.” Ucapku disaat aku melihat nama tempat yang aku pijak sekarang. Suasana malam menjadi tema. Inilah kecintaanku pada Bali, ke-eksotisan pada malam hari yang begitu kental. Aku melihat Lampion terjajar rapih di sepanjang jalan menuju tempat yang dituju, hembusan ombak terdengar jelas saat menapaki pasir putih bersih ini. Dingin dirasakan, angin yang hilir mudik menyentuh sedikit kulitku. Aku melihat tidak jauh dari pandanganku, terdapat 2 kursi diantara meja bundar yang dihiasi gelas berisikan lilin disisinya. Otakku selalu terlintas perkataan "andai aku yang dilamar dengan konsep romantis seperti ini." ah.. sudahlah, itu hanya pengandaian di dalam pikiranku saja, tidak mungkin aku merusak acara istimewa sahabatku ini dengan pemikiran pengandaian aku ini. Fahri menarik tanganku perlahan menuju inti dari tempat itu. Dia menarik kursi yang berada di sebelah kiri dan mempersilahkanku untuk mendudukinya.

"Kok aku yang disuruh duduk?" kataku heran dan menahan badanku untuk tidak segera duduk. "pacar kamu mana?" Kataku sambil celingukan.

"Udah... duduk aja dulu." Katanya sambil menarikku dan memegang bahuku untuk segera duduk. 

"Aku gak ngerti deh Ri.. maksud kamu apa coba? trus pacar kamu mana? kan katanya, kamu mau lamar pacar kamu." Fahri masih diam sambil melihat sekeliling tempat ini. 

"Ri... Ri... jawab doonggg." Aku terus menggoyangkan tangannya yang berada di meja. Aku kesal, aku bingung, ingin rasanya aku memanggil pacar sahabatku ini agar dia segera keluar. "ah, aku pulang aja ya kalo kayak gini, gak enak, dingin." Ancamku. Tapi memang aku merasakan dingin yang teramat apalagi dengan baju tanpa lengan seperti ini, risih yang aku rasakan.

"Udah... tunggu aja dulu disini, dingin yah?" Katanya sambil mendekat kepadaku dan memakaikan jas yang dia pakai. Hari ini Fahri berdandan rapih dari biasanya, Sebenarnya aku mengaguminya sangat mengaguminya sedari tadi, disaat pertama kali aku melihatnya.

"Terima kasih." Ucapku setelah dia memakaikan jasnya.
Dia kembali duduk di kursinya, aku menatapnya dan dia terlihat gugup.

Kali ini kusadari
Aku telah jatuh cinta
Dari hati terdalam
Sungguh aku cinta padamu

Cintaku bukan lah cinta biasa
Jika kamu yang memiliki
Dan kamu yang temaniku seumur hidupku
T'rimalah pengakuanku
Percayalah kepadaku
S'mua ini kulakukan
Karena kamu memang untukku
Afgan - Bukan Cinta Biasa
                                                                                                                       
Aku tercengan setelah mendengar satu lantunan lagu yang telah di-cover oleh seseorang di ujung sana, persis di dalam saung sana seorang lelaki dengan gitarnya menanyikan lagu itu.
"Keren banget Fahri...." Kataku kepada Fahri yang masih tersenyum kepada penyanyi itu.

"Kamu suka?" Tanyanya.

"Hu..uh." Kataku sambil mengangguk semangat dan tersenyum lebar. "tapi aku gak ngerti maksud dari ini semua, mana pacar kamu Riiiii.." Kataku gemas.

"Kamu penasaran sama pacar aku? Yang aku bilang akan aku lamar pada hari ini?" Tanyanya.

"Iya..."

"Dia berada tepat dihadapanku sekarang."
Aku menoleh ke kiri dan kanan sekitarku, tidak ada seorang pun selain aku dengannya disitu, terkecuali penyanyi lelaki yang berada di saung sana.

"Aku?" Kataku heran dan menunjuk diriku sendiri.

"Yap... pacarku selama ini yang aku ceritakan padamu itu hanya rekayasa belaka Sya... itu tidak ada, itu hanya khayalan aku saja."
Aku hanya bisa membalasnya dengan diam, entah apalagi yang akan dia katakan, aku masih belum mempercayai semua perkataan yang baru saja dia katakan. Aku menunduk, aku bingung, dan aku tidak bisa berucap.

"Aku cinta kamu Sya." dia mencoba menggengam tanganku. "aku suka kamu berbicara, aku suka kamu disaat kamu gugup dan menyembunyikan kegugupan itu dengan mengigit kukumu, aku suka kamu berdandan hanya memakai kemeja, celana jeans dan sneakers, aku suka kamu menyelipkan rambut dikuping kananmu, aku suka kamu bernada manja hanya ingin aku membelikan coklat kesukaanmu, aku suka kamu yang tiba-tiba datang dengan marah-marah, aku suka tanda kamu terlelap tidur, mengengam kedua jempolmu, aku suka disaat kamu menaikan kacamatamu yang selalu melorot, aku suka pelukan kagetanmu dari belakang, aku suka perdebatan kita, aku suka disaat kita ribut hanya karena berbeda keinginan nonton film dibioskop, aku suka suara lantangmu menyanyikan lagu dengan asal, aku suka kamu memakai topi dengan terbalik, aku suka kalo kamu ngomong tanpa titik dan koma, aku suka dengan sifat penasaran kamu, aku suka melihat kamu menari-nari, aku suka kamu yang kadang lebih berani daripada aku, aku suka semua tentang kamu Sya... yang pertanda.. Aku cinta kamu." Dia menunduk lega. "lagu tadi, mengisyaratkan cinta aku luar biasa kalo kamu yang punya, dan cinta aku luar biasa jika kamu yang nemenin hari-hari aku. Aku udah ngangep kamu teman hidup aku, maaf selama ini aku gak pernah terang-terangan aku cinta kamu, karna aku gak mau kehilangan kamu. Maka malam ini juga, aku akan..."

Dengarkanlah wanita pujaanku
Malam ini akan ku sampaikan
Hasrat suci kepadamu dewiku
Dengarkanlah kesungguhan ini
* aku ingin mempersuntingmu
‘tuk yang pertama dan terakhir
Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku takkan mengulang ’tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu
Dengarkanlah wanita impianku
Malam ini akan ku sampaikan
Janji suci satu untuk selamanya
Dengarkanlah kesungguhan ini
Akulah yang terbaik untukmu, ooo
                                                                                                                                                                            Yovie and Nuno - Janji Suci

Lagi-lagi lelaki yang berada di saung itu menyanyikan lagu yang berhasil membuat air mataku turun. Baru kali ini Fahri memberikan kejutan yang luar biasa, apalagi pernyataan dia yang benar-benar mendetail tentangku. 

"Sekarang tugas kamu adalah..."

"Kok pake ada tugasnya segala sih, kamu juara ya bisa bikin aku melow syahdu gini." Kataku kesal. 

"Justru ini inti dari tujuan aku." Katanya..

"Apa?" Tanyaku penasaran.

"Cari satu dari gelas lilin yang berada di meja ini, dan kamu cari gelas pertengahan antara aku dan kamu. Kamu temukan apa yang ada di dalamnya."

Aku menyeritkan dahi memahami apa yang dia ucapkan. "Oke baiklah." Aku menghitung dari sudutku dan sudut Fahri. "I get it." Aku mengambil gelas yang dimaksud. "Jangan lupa tiup apinya ya." Perintahnya. Aku tiup api dari gelas itu agar padam, dan sungguh hal yang menakjubkan ketika api itu padam, pancaran kilat berlian terpantul dari dalamnya. Benda berbentuk lingkaran sebesar jari terhias disana."Cincin?" Ucapku heran dan masih melihat cincin itu dari permukaan gelas.

"Yap..sekarang coba kamu ambil cincin itu, sisa lilin di dalamnya gak panas kok." Katanya.
Setelah aku tarik cincin yang berada dalam gelas itu, lagi-lagi kejutan yang Fahri berikan membuatku tidak sempat berkedip mata. Pasir putih yang berada tepat di sebelah kiriku berubah menjadi serpihan mawar bertulisan "Will You Marry Me  Tasya?"

"Oh my god." Hanya satu kata yang terucap dari mulutku.
Fahri berdiri mendekat kepadaku, meraih cincin yang sedari tadi aku pegang. "Jadi, jawabannya gimana Sya?" Tanyanya.

"Rii... asli, aku gak nyangka kamu bisa seromantis ini, yang pasti juga, aku harus tau kronologi cara pembuatan ini semua." Kataku panjang lebar.

"Sya... mulai deh penasarannya keluar, iya.. nanti aku kasih tau gimana kronologinya sama gimana cara pasang alat-alat semuanya ya. Sekarang, kamu jawab dulu pertanyaan aku."

"Hmmmm..... kasih tau gak ya, harus sekarang banget?" Kataku meledek tetapi sebenernya deg-degan.

"Harus.. dan sekarang banget." Katanya.

"Hmmm...Yes I do..." Kataku disertai semburan pelukan dari Fahri.

Ternyata kejutan Fahri belum berakhir, letusan kembang api meluap-luap di langit, berwarna-warni indah bergantian. Fahri memasangkan cincin tepat di jari manis kiriku disertain bunyi letusan kembang api yang meluap.
Ibu dan Bapakku keluar dari belakang saung, mereka tersenyum lebar dan bertepuk tangan atas usaha Fahri melakukan ini.

"Ada Ibu dan Bapak?" Tanyaku heran pada Fahri.
Fahri menoleh sedikit kearah Ibu dan Bapak, "Iya.. mereka salah satu tim sukses disini." Katanya sambil tersenyum dan memelukku kembali.

"Aku bahagia, dan aku mencintaimu sudah dari dulu." Bisikku lembut ke telinga Fahri.

"Terimakasih, akupun bahagia." Kecupan di kening itu mendarat.
Aku, wanita paling bahagia hari ini. Fahri, lelakiku seutuhunya dan seterusnya.
“Terimakasih The Bay Bali.” Ucap Fahri sambil melihat ke langit, semburan indah kembang api.

-Sekian-